Notulensi Kajian Islam Tema “Keistimewaan Rumah Sebagai Wadah Pendidikan” – Ustazah Ummu Ihsan Choiriyah


KAJIAN PARENTING

👤 USTZH UMMU IHSAN CHOIRIYAH –  (Keistimewaan Rumah Sebagai Wadah Pendidikan Anak)
📆 4 JUNI 2017 / 8 RAMADHAN 1438H
🕌 Jl Raden Saleh SD Tahfizh Cahaya Qur’an (Studio Alam TVRI), Gedung SD Karakter Bangsa Plus, Sukmajaya  – Depok
______________________

Bismillahi…

Anak adalah amanah besar yang Allah berikan untuk kita. Anak-anak kita adalah hamba-hamba yang diharapkan dapat menegakkan pujian kepada Allah subhanahu wata’ala.
Anak-anak kita adalah hamba-hamba yang diharapkan dapat menegakkan ubudiyah kepada Allah, karena tujuan kita diciptakan di dunia ini adalah untuk beribadah kepada Allah subhanahu wataa’la.
Setiap bayi terlahir dalam keadaan putih bersih, orangtualah yang mempunyai tanggung jawab besar untuk membentuknya. Sebagaimana sabda Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam:

كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ

Setiap manusia yang lahir, mereka lahir dalam keadaan fitrah. Orang tuanya lah yang menjadikannya Yahudi atau Nasrani” (HR. Bukhari-Muslim)

Allah Ta’ala berfirman:

أَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا فِطْرَتَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ

Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui” (QS. Ar Ruum: 30)

Seoang ulama pakar tafsir, Imam Ibnu Katsir, menjelaskan ayat ini: “Maksudnya adalah tegakkan wajahmu dan teruslah berpegang pada apa yang disyariatkan Allah kepadamu, yaitu berupa agama Nabi Ibrahim yang hanif, yang merupakan pedoman hidup bagimu. Yang Allah telah sempurnakan agama ini dengan puncak kesempurnaan. Dengan itu berarti engkau masih berada pada fitrahmu yang salimah (lurus dan benar). Sebagaimana ketika Allah ciptakan para makhluk dalam keadaan itu. Yaitu Allah menciptakan para makhluk dalam keaadan mengenal-Nya, mentauhidkan-Nya dan mengakui tidak ada yang berhak disembah selain Allah” (Tafsir Ibnu Katsir, 6/313)

Rumah memiliki peran paling sentral dalam pendidikan anak.
Anak harus mendapatkan pondasi yang kuat agar tidak terpengaruh oleh pendidikan luar yang ganas.
Orangtua harus menyiapkan pendidikan yang kuat sebelum melepaskannya keluar, untuk itu orangtuanya dituntut untuk tidak cuek dan tidak mau tau.

Sebagaimanan nasihat Luqman kepada anaknya,

وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ ۖ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ

“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, ketika ia memberi pelajaran kepadanya, ‘Wahai anakku! Janganlah engkau memperskutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezhaliman yang besar.’” [Luqman: 13]

Rumah memiliki keistimewaan sebagai wadah pendidikan karena banyak sekali yang bisa dijadikan pintu masuk segala peristiwa jika orangtua mampu memberikan muatan-muatan pendidikan yang baik.
Orangtua semestinya tahu macam-macam metode pendidikan di rumah, sehingga diharapkan pendidikan dapat dilakukan sepanjang waktu tanpa beban.

Beberapa Kisah Menarik Para Ibunda Ulama Mendidik Anaknya

Sejarah kita mencatat contoh ibu-ibu yang istimewa.Ibu-ibu yang melahirkan tokoh-tokoh besar ulama Islam.Mereka inilah yang terdepan untuk dijadikan teladan, wahai pemudi-pemudi Islam.

Kedua: Ibu Sufyan ats-Tsaury

Sufyan ats-Tsaury adalah tokoh besar tabi’ at-tabi’in.Ia seorang fakih yang disebut dengan amirul mukminin fil hadits (pemimpin umat Islam dalam hadits Nabi). Di balik ulama besar generasi ketiga ini, adaseorang ibu yang shalihah.Ibu yang mendidik dan menginfakkan waktu untuk membimbingnya.Sufyan mengisahkan, “Saat aku berencana serius belajar, aku bergumam, ‘Ya Rab, aku harus punya penghasilan (untuk modal belajar pen.)’.Sementara kulihat ilmu itu pergi dan menghilang.Apakah kuurungkan saja keinginan belajar.Aku memohon kepada Allah agar Dia (Yang Maha Pemberi rezeki) mencukupiku”.

Beliau merasa bimbang jika menuntut ilmu, maka butuh modal dan bekal.Jika mencari modal dan bekal tidak bisa fokus belajar.Karena ilmu itu mudah pergi dan menghilang.

Datanglah pertolongan Allah melalui ibunya. Ibunya berkata, “Wahai Sufyan anakku, belajarlah..aku yang akan menanggumu dengan usaha memintalku”.

Ibunya menyemangati, menasihati, dan mewasiatinya agar semangat menggapai pengetahuan.Di antara ucapan ibunya adalah “Anakku, jika engkau menulis 10 huruf, lihatlah!Apakah kau jumpai dalam dirimu bertambah rasa takutmu (kepada Allah), kelemah-lembutanmu, dan ketenanganmu?Jika tidak kau dapati hal itu, ketahuilah ilmu yang kau catat berakibat buruk bagimu.Ia tidak bermanfaat untukmu”.

Inilah di antara bentuk perjuangan ibu Sufyan ats-Tausry.[BACA SELANJUTNYA]

8 Metode Pengajaran Anak :
1. Metode keteladanan.
Orangtua harus siap menjadi sosok teladan selama 1 x 24 jam. Anak akan mengikuti perilaku orangtuanya, baik sengaja atau tidak.
2. Metode bimbingan dan nasehat.
Cara menyampaikan nasehat :
📙Sering diulangi , jangan bosan
📙 Pilih suasana yang tepat saat menyampaikan nasehat.
📙Pilih bahasa yang tepat.
3. Metode kisah dan cerita
4. Mengambil pelajaran dari peristiwa dan kejadian.
5. Metode pembiasaan.
6. Memanfaatkan waktu luang
7. Pemberian motivasi
8. Memberikan hukuman.

Semoga kita selalu diberi Allah hidayah serta istiqomah dan kesabaran dalam mendidik anak.

PENULIS : UMMU MUHAMMAD

Yuk Tunggu Artikel Islami Selanjutnya yang InsyaaAllah bermanfaat, dan jangan lupa agar di sebarluaskan.

Imam Muslim meriwayatkan dalam kitab Shahih-nya, hadits dari sahabat Uqbah bin ‘Amr bin Tsa’labah radhiallahu’anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه

Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya” (HR. Muslim no. 1893).

Hanya di
Ilmu Sebelum Beramal-
PENULIS : YOGA PRATAMA

Yuk Tunggu Artikel Islami Selanjutnya yang InsyaaAllah bermanfaat, dan jangan lupa agar di sebarluaskan.

 

Imam Muslim meriwayatkan dalam kitab Shahih-nya, hadits dari sahabat Uqbah bin ‘Amr bin Tsa’labah radhiallahu’anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه

Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya” (HR. Muslim no. 1893).

Hanya di
Ilmu Sebelum Beramal-

Leave a comment

Create a free website or blog at WordPress.com.

Up ↑